Setiap individu memiliki
kesempatan yang sama untuk jatuh cinta. Yap jatuh cinta bukanlah hal asing yang
terdengar ditelinga kamu. Bagi orang-orang yang anti tentang cinta maka cinta
diartikan sebagai suatu hal yang tidak selayaknya dibicarakan, diungkapkan
untuk didiskusikan sebagai sesuatu hal yang baik. Tetapi bagi orang-orang yang mudah sekali
jatuh cinta , mereka sering kali menelaah apa yang dirasakan, penasaran tentang
apa yang sesungguhnya sedang bergejolak dalam dirinya. Mereka yang mudah sekali
jatuh cinta akan mudah sekali menebak apa yang dirasakanya. Cinta dan kekaguman
merupakan hal yang sangat berbeda jauh.
Kagum adalah saat melihat sesuatu hal yang tidak begitu spesifik ,
melihat sejenak kemudian merasakan takjub akan suatu kehebatan atau suatu hal
yang orang lain tidak memiliki itu semua. Apakah kagum adalah perawalan dari
cinta? Mungkin saja.. setiap orang punya hati dan fikiran masing-masing.
Mengapa kamu jatuh cinta pasti awalnya adalah melihat kelebihanya. Kelebihan
seperti apa? Baik, cantik, pintar, tampan dan sebagainya. Sedangkan cinta, Apa
itu cinta?.. kamu pasti sering kali mendengar pertanyaan ini. Cinta adalah
perasaan ingin memiliki ketika kamu sudah melihat diri seseorang yang lebih
spesifik, artinya kamu sudah mengenal terlebih dahulu, dan mengerti segala segi
yang ada pada diri seseorang tersebut. Nah sudah tau kan perbedaanya..
Lalu pertanyaanya pernahkah kamu
jatuh cinta?, pastilah pernah jawabanya. Jatuh cinta bukan berarti saat kamu
bisa memilikinya, menjadikanya teman istimewa, atau apalah. Jatuh cinta itu
suatu penyakit kejiwaan. Anda pernah mendengar itu?,yap.. suatu penyakit
kejiwaan, karena pada saat kita jatuh cinta maka seluruh jiwa dan raga kita
hanya tertuju pada seseorang saja. misalnya saat kita bercermin, pasti kamu
senyum senyum sendiri memikirkan seseorang yang kamu sendiri, membayangkan
sesuatu yang membahagiakan ada pada dirimu. Betapa hebatnya cinta merubah diri anda.
Sekarang pertanyaanya bagaimana cinta dapat merubahmu menjadi lebih baik dan
lebih taqwa kepada-Nya?. Pertanyaan yang bagus sekali. Jatuh cinta itu tidak
sembarangan, adakah yang pernah jatuh cinta pada gelandangan yang tidak punya
apa-apa? Tidak punya harta benda, bahkan agama?, tentu jawabanya adalah tidak.
Seperti yang saya paparkan diatas bahwa cinta awalnya adalah melihat kelebihan.
Jatuh cinta yang positif itu saat kamu jatuh cinta pada seseorang yang taqwa dalam hal agama atau mungkin pintar
dalam hal dunia seperti pintar dalam pelajaran atau sebagainya. Oke kita ambil
saja kedua-duanya, misalkan kamu jatuh cinta pada seseorang yang pintar dan
rajin sholat. Maka saat kamu melihat dia shalat maka kamu akan tertarik untuk
shalat juga, apalagi kalau itu shalat sunnah misalnya shalat duha. Awalnya sih
ada sedikit unsur ”Riya” tapi yakinlah pasti keyakinan yang haqiqi itu pasti
tumbuh pabila kamu bisa berfikir jernih. Suatu saat pasti kamu akan berfikir
“oh... dia rajin shalat duha, berarti itu kunci mengapa dia pintar” , itu
adalah fikiran yang positif. Terus kembangkanlah fikiran itu sembari merubah
hidupmu yang lebih baik. Bukankah anda pernah mendengar motivator kondang mario
teguh berkata “ jiwa yang baik untuk pasangan yang baik pula” jadikan itu
sebagai peganganmu yang merubahmu menjadi lebih baik. Pasti hikmah yang baik
itu ada, suatu saat ketika kamu sudah tidak ada perasaan kepada seseorang itu.
Lalu jatuh cinta yang baik itu seperti apa lagi?.. jatuh cinta yang baik itu
tidak seperti anak jaman sekarang yang suka mengumbarnya dimedia sosialnya
masing-masing. Berkoar-koar layaknya proklamasi yang lantang terdengar oleh
jagad raya. Hati-hati barang kali itu bukan cinta, tapi sekedar ingin menuntut
pengakuan. Kamu ingin dicintai oleh orang yang hanya ingin menuntut pengakuan
pengikatan cinta dengan kamu, tapi tidak ada sedikitpun rasa cinta dihatinya
untukmu?. . cinta itu takjim layaknya air hujan yang meresap kedalam air, luruh
tidak ada yang melihat dan merasakan kecuali diri kamu sendiri. Ketika kamu
jatuh cinta tidak usah merasa bahwa semua itu membuat anda semakin nista akan
kehidupan yang haqiqi. Sebab hidup yang haqiqi itu penuh dengan kebahagiaan
yang haqiqi pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar