Wahai engkau laksana penerbit mentari senja
Izinkan aku bercerita tentang riuhnya ombak penerpa jiwa
Sebenarnya apatah hal yang membuatku bertanya-tanya
Tentang jiwa pemilik hati mulia diujung jalan sana
Tahukah engkau wahai mentari?
Sangat jelas tergambar dimatanya
Bagaimana cara dia melukiskan bintang-bintang di tata
surya
Mencari celah-celah untuk terbang ke atas sana
Menerobos ketidakberdayaan raga
Meski tergopoh-gopoh dalam ketidakmampuanya
“tuhan .... aku salut dengan kegigihanya”
Sejak dahulu aku telah menduga-duga
Bahwa dia akan mendapatkan jas warna putih esok lusa
Berkaca pada diriku, aku ini belum apa-apa L
Dan saat aku mendengar ceritanya
Aku hanya geleng-geleng kepala
Oh tuhanku... laksana pemilik tata surya
Izinkanlah aku untuk ikut bersamanya
Agar aku juga bisa melukiskan bintang-bintang yang ada di
atas sana
Untuk lebih mengerti bahwa ketidakberdayaan bukanlah
pembatas segalanya
Oh tuhanku...
Izinkanlah aku merangkak.jatuh dan bangkit bersamanya
Agar cita dan cinta bisa terwujud nyata
Bersama jiwa yang sedang berada diujung jalan sana
Meskipun itu hanya delusi semata.....
Maulida
05/10/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar