Aku sebutir embun yang
berharap menjadi telaga, aku debu yang merasa seperti gurun sahara dan aku
adalah bulan sabit yang sering bermimpi menjadi purnama. Semua itu adalah
kadung mimpi bagiku , sebuah ilusi yang selalu datang dari rentetan imaji. Detik demi detiku sering aku habiskan hanya
untuk menulis sebuah mimpi ,tergores lewat pena terselubung tinta sebab itulah
hal yang aku bisa, meski seringkali usahaku berbuah sia-sia dan air mata.. ah..
tapi apalah mau dikata, takdir telah menjadi tabir sang kuasa. Mimpi selaras
dengan cairan insulin bagiku, sebab ia
yang memberikanku kekuatan saat aku mulai tergopoh-gopoh dalam jurang
kegagalan. Meski seringkali aku lelah dan tak mau bangkit lagi karena air mata
yang terlanjur membasahi pipi. Aku tau semua ini adalah proses, hanya waktu dan
diriku yang menentukan itu semua. Disaat aku terjatuh kedalam jurang dengan
bayang-bayang kegagalan pasti ada saja cahaya yang terbiaskan oleh kedamaian
menariku agar aku mengikuti alurnya. Setitik cahaya itu telah menuntunku
menunjukan aku arti sebuah mimpi besar, alasan mengapa aku harus tetap bangkit
meski dalam waktu yang mustahil bangkit sekalipun. Sekarang hanya ambisi yang
menjadikanku harus tetap bertahan dengan semua rintangan, omong kosong dari
orang lain yang melunturkan semangatku sekaligus aku harus hidup mandiri.
Sebenarnya uang bukan satu-satunya hal yang aku cari tapi kebahagiaan ibu yang
paling haqiqi. Aku ingin tetap menjadi
berlian, berlian bagi diriku sendiri meskipun orang lain menganggapku layaknya
besi berkarat yang rapuh hanya karena sebutir air hujan. Beberapa orang diluar
sana telah mendahuluiku mereka berlari
menuju impian mereka masing-masing. Adanya diskriminaasi membuatku merasa
diriku lebih rendah dari mereka. Tak jarang aku tidak percaya diri. Padahal
mereka mencapai semua itu dengan memperbaiki kekurangan mereka . aku adalah jiwa yang terlunta tidak tau
kemana jalan pulang ,aku mencari arah dimana aku akan temui kebahagiaan yang
sesungguhnya yaitu sebuah kesuksesan yang haqiqi. Sebab sukses adalah bukti
bahwa semua orang boleh bermimpi
-END-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar