Mengenalmu adalah
sebuah hal yang paling menggembirakan dalam kehidupanku, meski memang tidak
lama kita bertemu atau bahkan tak mengenalku sama sekali, tak mengapa.. Tuhan
tahu siapa hati yang ikhlas menerima tanpa perlu alasan lagi. Mengenalmu aku jadi
mengerti bahwa intelegensi tak selamanya jadi persepsi, kamu selalu menegaskan
bahwa intelegensi yang sempurna tak selamanya menjadi prioritas utama
seseorang, teruslah melangkah dengan keterbatasanmu itu meski orang lain
memandangmu tiada, meyakinkan dirimu sendiri bahwa kau sempurna bukan
keniscayaan karena kau memang ditakdirkan untuk menjadi perempuan yang sempurna,
Tembok Berlin kini memang telah tumbang. Semoga dinding penghambat diri kita
dapat terpecahkan. "Tembok Berlin" yang menghambat pengembangan diri
kita harus kita hancurkan. Janganlah menyerah dengan keadaan. Mulailah bekerja
sekalipun dari alat yang paling sederhana. Kesuksesan seringkali dimulai dari
yang kecil dan sederhana, namun konsisten. kata-kata itu terulang dan terngiang
di kepalaku lagi dan lagi. Sekarang kau menjelma menjadi pemuda yang tangguh
dan semakin berwibawa. Sosokmu yang taat, bergaul dengan teman sebayamu yang
terbilang polos, jiwamu yang terbuka
dengan siapapun, membuatku semakin kagum. Senyum dan guratan tawa yang kau
utarakan dengan sejuta keindahan dimatamu, mengisyaratkan bahwa Tuhan begitu
sempurna...
Meski jarak terbentang
seolah menjadi perintang antara takdir dan tabir yang maha kuasa, menjadikan
mimpi yang semula tergenang asa menjadi tiada. Seharusnya tahun ini kita sudah bisa
memandang langit yang sama... jauh.. jauh dari kerisauan hidup yang tak kunjung
sirna, tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Diam saat itu bukanlah ambigu, tapi
jika kau benar mengenaliku kau akan tahu bahwa saat itu aku begitu risau,
seolah tak ada sisa kata yang patut diucapkan. Tegar memang..., perempuan
sepertiku apa memang tidak ditakdirkan untuk bahagia atau memang ditakdirkan untuk
sebuah penerimaan yang tulus?... meski hati yang tak kau lihat ini meronta mengiba.
Meski ibarat pungguk merindukan sang rembulan dan meski itu sebuah angan yang tak
terelakan lagi jika akhirnya tak berujung nyata. Meski malaikat kecilmu itu
bukan aku dan meski tangan yang kau harapkan hadir itu bukan tanganku,
mengertilah aku ada sampai kapanpun, jika
lelah pulanglah kembali, tempatku masih terbuka untukmu sampai kapanpun dan kau
akan dapati diriku masih sama. Aku sampai tak bisa berkata lagi, apa yang akan
aku utarakan seolah tidak berarti apa-apa seperti tetesan hujan yang menyeluruh
ke tanah lalu sirna. Sama sekali tak ingin menentang takdir semua itu demi
menjaga perasaan dan ketentraman jiwa, maafkan aku karena aku hanya bisa mengisyaratkan
lewat untaian do’a, do'a ku smoga kau cepat kembali seperti dulu yang
pernah ku kagumi. Semoga waktu mempertemukan kita kembali dengan keadaan yang
menggembirakan dan penuh keajaiban.... J " Life is really simple, but
we insist on making it complicated ! "
#CatatanTakBerarti
#AdaPelangiLeo
#SebuahMasaPengharapan2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar