kita
tidak pernah tau apa rencana tuhan.. terkadang kita berharap sesuatu yang baik
akan datang dan melekat pada diri kita. Misalnya ketika kita mencintai
seseorang, ketika kita dekat dengan orang itu tentulah kita merasa bahagia...
merasa bahwa tuhan itu adil dan mampu membuat hambanya tersenyum dengan orang
yang dicintainya. Pernah tidak kalian berfikir bahwa seseorang yang kita cintai
itu hanya sebagai ilusi dari pengharapan yang tak kunjung usai..
oke
ini dia cerpen yang aku buat untuk itu hhe
judulnya
gak tau deh....
hari
ini arsya tidak enak badan, tapi dia tetap berusaha berangkat karena ada ujian
semester disekolahnya. Rintik hujan pagi ini masih terasa sejak semalam,
bau tanah yang menyengat menyelinap
kedalam hidungnya yang tidak bisa mencium apa-apa sebab hidungnya mampet karena
pilek dua hari ini. Arsya berangkat bersama firdha menggunakan motor milik
arsya karena dia tidak sanggup membawa motor sendirian. “ya ampun sya, kamu kok
mukanya merah kedinginan gitu?” ,”kan aku sudah bilang,aku agak pilek dua hari
ini, makanya aku nyuruh kamu berangkat bareng aku kesekolah, gak papa kan
fir?”. “SIP deh, cepet nanti terlambat ... bisa bisa kita dimarahin petugas
sekolah”,” iyya bawel...!!”.
sesampainya
disekolah arsya dan firdha berpisah karena mereka berbeda kelas. “makasih fir
udah ngeboncengin aku hhe “ . “sama-sama, pulang bareng
ndak??”,”yaiyalah fir, emang kamu tega ,”ngebiarin aku sendirian nyetir?”,”
yasudah nanti aku ke kelas kamu ya sya...”,”dah....”. firdha masuk ke kelasnya
dan asrya juga masuk ke kelasnya yang berada paling pojok disamping ruang guru.
Arsya meletakan tasnya dan duduk paling belakang karena kondisi badanya yang
kurang fit. Kemudian langkah kakinya mengarah kejendela melihat ruang kelas
yang dulu pernah dia tempati,meskipun terhalang rintik air hujan yang mengalir
lembut saat itu. “ya tuhan... sekarang aku sudah kelas 12, dulu aku pernah
berada disana... “ gumamnya didalam hati. “Hoyyy... lagi ngapain lo?”, Salsa
menepuk pundaku. “astagfirullah, aku kaget tau”.”pagi-pagi nglamunin apa sih
sya?”. “aku nggak nglamunin apa-apa, aku Cuma nyadar kalo waktu kita disekolah
ini tinggal beberapa bulan lagi, aku masih inget waktu dulu kita berada
dilantai atas sana... masih enak banget dulu nggak kaya sekarang”.” Iyya aku
juga ngrasain gitu... tapi apa mau dikata waktu tidak akan datang untuk kedua
kalinya..”,” bener banget tuh salsa.., pokoknya kelas 10 itu masa paling
menyenangkan, apalagi pas sok SKSD sama kakak kelas hha...” ,” hha. Dasar !”
timpal salsa. “sudahlah ayo kita duduk nanti bu guru dateng”.
Setelah
KBM usai arsya mengajak firdha ke perpus dahulu. “aku mau ke perpu sebentar
buat cari literatur ujian besok” ,” tapi jangan lama-lama ya sya..”,”oke
deh..”, “ko perasaanku gak enak ya fir?”,” kenapa sya? “,” nggak tau fir,”hem, mending kamu istirahat dulu deh.. duduk
sebentar ditaman ..”,” nggak deh aku mau pulang cepet hari ini, udah nggak enak
badan banget fir”. “yasudahlah..”. setelah meminjam buku literatur buat ujian
esok hari arsya menuju ke parkiran untuk mengambil motor dan pulang bersama
firdha. “ oh iya mampir warung depan itu dulu fir, aku mau beli bolpoint
soalnya bolpointku sudah habis” ,”oke boss” jawab firdha. Lalu arsya masuk
membeli bolpoint, didalam arsya bertemu dengan verly bersama dengan seseorang
yang saat itu wajahnya tidak terlihat karena menghadap ke belakang. Arsya dan
verly adalah saudara jauh tapi dari kecil mereka tidak saling mengenal jadi
tidak tegur sapa saat melihatnya disana. aku ke kasir kemudian melangkah ke
arah firdha yang sedang menunggu didepan. Didalam hati arsya masih penasaran
siapakah laki-laki berpawakan tinggi itu. Sorot matanya masih mengarah kesana.
Betapa kagetnya ternyata dia adalah Rey teman waktu dulu SMP yang masih aktif berhubungan dengan arsya walau hanya lewat sms.
Meskipun arsya tidak punya hubungan apa-apa dengan Rey , tapi rasa sayangnya
sungguh besar terhadap Rey. Rey tidak pernah menyadari bahwa arsya menyukainya
sejak dulu , sejak jaman dia masih duduk dibangku SMP kelas 7. Hatinya berdesir
lirih “kok bisa dia bersama dengan Verly, kenal dimana dia?” gumam arsya.
Agaknya air mata arsya tidak sanggup membendung apa yang dia lihat disana,
bagaimana mungkin semua itu bisa terjadi, bagaimana mungkin Verly ... Orang
asing yang sebenarnya adalah saudaranya sendiri bisa bersama dengan orang yang
selama ini dia cintai, bagaimana mungkin Verly dengan mudahnya bersama Rey,
yang selama berhubungan baik dengan Arsya. Pantas saja akhir-akhir ini Rey
tidak membalas mention-nya, Cuma read chat-nya. “ bukankah mereka selisih 2
tahun? Bukankah Verly sudah kuliah?” dia masih terheran-heran. Arsya baru
menyadari bahwa Rey pemuda yang dulu santun dan mempunyai akhlak baik itu
sekarang sudah tumbuh dewasa, bukan anak-anak seperti yang dia kenal dahulu.
Rasa sesal pasti ada karena selama ini Arsya salah menerka. Ahirnya Arsya
pulang, membawa rasa kekecewaan dan keheranan yang masih menjadi teka-teki.
Tuhanlah
yang maha mengetahui dan menghendaki apapun yang terjadi didunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar