Amalan agar dimudahkan UN/TES/interview,
1.yg pasti,brusaha dulu(menghafal,latihan,dll)
namun sblum menghafal alangkah baiknya bc doa dibwh. .
2.minta maaf&doanya ortu dan guru2 dan smua org yg pernah memberi ilmu pda kita.
3.pas hari dilaksanakan nya,
malam nya s.tahajud,pas sujud terakhr,
sblum bngun dari sujud,bc:.
"Ya allah ya 'alim"7x
setelah tahajud,kmudian bc:
-bismillaahi al'alim ulimtu wallohu ya'lamu wa antum laa ta'lamun.33x
-allohumma (alhimnii rusydii 99x) wa qinii syarro nafsii. .
-doa bhasa sendiri,
.
3.setelah,itu,
sebelum brangkat usahakan s.sunat safar dulu,
4.sebelum mengerjakan UN,
bc doa diatas:
yg "bismillahi al'aliim. . Dst"7x
yg "allohumma . .dst"7x
jika ketika mengerjakan ada soal yg sulit,
bc:"ya allah ya hadi ihdini ya rosyid ya 'aliim"dalam hati sebnyak2nya. .
Sekian,
mudah2n brmanfaat , .
Tidak ada yg sulit,jika qta mau berdoa,berusaha,dan bertawakal ,insyaallah sukses dan berhasil.
.
Do’a Nabi Musa, Minta Dimudahkan Urusan dan Ucapan
Do’a ini
adalah do’a yang amat manfaat. Do’a ini berisi hal meminta kemudahan pada Allah
dan agar dimudahkan dalam ucapan serta dimudahkan untuk memahamkan orang lain
ketika ingin berdakwah.
Do’a ini
dari Nabi Musa ‘alaihis salam. Namun do’a ini bisa diamalkan pula oleh
kita sebagaimana ditunjukkan oleh para ulama dalam berbagai kitab do’a kumpulan
mereka[1]. Do’a ini terdapat pada firman
Allah Ta’ala,
قَالَ رَبِّ
اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ
لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Musa
berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii
amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan
mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya
mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)
Kisah
Musa dengan Do’a Di Atas
Tatkala
Allah memberikan wahyu kepada Nabi Musa ‘alaihis salam, memberikan
kabar padanya serta menunjukkan bukti-bukti yang nyata, kemudian Musa diutus
kepada Fir’aun (Raja Mesir), Allah Ta’ala berfirman,
اذْهَبْ
إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى
“Pergilah
kepada Fir'aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas". (QS. Thaha:
24). Fir’aun sungguh telah melampaui batas dalam kekafiran, berbuat kerusakan,
ia benar-benar telah menunjukkan kesombongan yang nyata di muka bumi, dan ia
pun menindas orang-orang yang lemah. Sampai-sampai ia mengklaim rububiyah
ilahiyah (bahwa dirinya adalah Rabb dan pantas untuk disembah) –semoga
Allah menjelakkannya-. Sungguh ia benar-benar melampaui batas, inilah sebab
kebinasaannya. Namun karena rahmat, hikmah dan keadilan Allah, Dia tidak
mengadzab Fir’aun melainkan setelah diberikan hujjah dengan diutusnya para
Rasul. Maka dari sinilah Musa tahu bahwa beliau diutus dengan membawa tugas
yang berat. Musa diutus kepada seorang pembangkang, yang tidak ada satu orang
Mesir pun yang dapat menentangnya.
Musa ‘alaihis
salam sendiri mengalami rintangan sebagaimana yang lainnya ketika ingin
mendakwahi Fir’aun, yaitu hendak dibunuh. Musa tetap menjalankan misi yang
dititahkan untuknya dari Rabbnya. Ia tetap menjalani misi dari Rabbnya dengan
penuh lapang dada. Musa senantiasa memohon pertolongan Allah dan meminta
dimudahkan berbagai macam sebab. Beliau pun mengucapkan do’a di atas.[2]
Maksud
Do’a Di Atas
Berikut kami
sarikan penjelasan Syaikh As Sa’di rahimahullah dalam kitab tafsirnya
ketika menafsirkan ayat di atas.
Pertama:
رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku”
Maksudnya
adalah lapangkanlah, janganlah perkataan dan perbuatanku ini menyakiti dan
janganlah hatiku ini terkotori dengan yang demikian, dan jangan pula hatiku ini
dipersempit. Karena jika hati telah sempit, maka orang yang memiliki hati
tersebut sulit memberikan hidayah (petunjuk ilmu) pada orang yang didakwahi.
Allah Ta’ala
telah berkata pada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَبِمَا
رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ
لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron: 159). Semoga saja seseorang yang
didakwahi dapat menerima dakwah dengan sikap lemah lembut dan lapangnya jiwa.
Kedua:
وَيَسِّرْ
لِي أَمْرِي
“dan mudahkanlah untukku urusanku”
Maksudnya
adalah mudahkanlah setiap urusan dan setiap jalan yang ditempuh untuk mengharap
ridho-Mu, mudahkanlah segala kesulitan yang ada di hadapanku. Di antara
dimudahkan suatu urusan yaitu seseorang yang memohon diberikan berbagai
kemudahan dari berbagai pintu, ia dimudahkan untuk berbicara dengan setiap
orang dengan tepat, dan ia mendakwahi seseorang melalui jalan yang membuat
orang lain mudah menerima.
Ketiga:
وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya
mereka mengerti perkataanku”
Dahulu Nabi
Musa ‘alaihis salam memiliki kekurangan, yaitu rasa kaku dalam lisannya.
Hal ini membuat orang lain sulit memahami yang beliau ucapkan, demikianlah
dikatakan oleh para pakar tafsir. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَأَخِي
هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا
“Dan
saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku” (QS. Al Qashshash:
34). Oleh karena itu, Nabi Musa meminta pada Allah agar dilepaskan dari
kekakuan lidahnya sehingga orang bisa memahami apa yang diucapkan oleh Musa.
Akhirnya tercapailah maksud yang beliau minta.[3]
Amalkanlah!
Intinya,
do’a ini amat bermanfaat sekali agar kita dimudahkan dalam segala urusan. Itu
yang pertama. Kemudian agar hati ini selalu lapang dan tidak sempit sehingga
mudah menyampaikan dakwah pada orang lain dan mudah memahamkan orang lain. Lalu
do’a ini juga mengandung makna agar segala kekakuan lisan kita ini bisa
dilepaskan dengan pertolongan Allah.
Kepada
Allah-lah seharusnya kita meminta. Kepada Allah-lah satu-satunya kita mohon
pertolongan. Ketika ada kesulitan, kesedihan dan kesempitan, adukanlah pada
Allah. Allah sungguh Maha Mendengar. Allah Maha Mendengar do’a-do’a hamba-Nya.
Setiap do’a yang kita panjatkan pasti bermanfaat. Tidak mungkin sama sekali
tangan yang kita tengadahkan ke atas, kembali begitu saja dalam keadaan hampa.
Ketika sulit saat menghadapi ujian, mohonlah segala jalan keluar pada Allah.
Ketika objek dakwah sulit menerima dakwah kita, mintalah kemudahan dari Allah
karena Allahlah yang membuka hati hidayah setiap hamba sedangkan kita hanya
berbicara dan menyampaikan.
Ingatlah
hadits ini,
إِنَّ
رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا
رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesunguhnya
Rabb kalian tabaroka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dia malu terhadap
hamba-Nya, jika hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , lalu kedua
tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.”[4]
Do’a yang amat mudah untuk diamalkan jangan
sampai dilupakan,
رَبِّ
اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ
لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii
amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii”
[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku]
Semoga
sajian ini bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar