PATAH...

by 23.04 0 komentar
Sepanjang perjalanan pulang, kepalaku dipenuhi banyak sekali pikiran. Apakah semua laki-laki begitu? Apakah bagi laki-laki perasaan adalah semacam permainan? Teman, katanya. Meski dia tak pernah bilang suka padaku, bukankah kami selalu berkirim surat hampir setiap hari, saling bercerita, membahas banyak hal. Apa artinya surat-surat itu baginya?
Barangkali aku memang bukan siapa-siapa. Begitu pun dirinya, ia bukan siapa-siapa. Harusnya aku tahu, bahwa aku tak pernah benar-benar mengenalnya. Dan jatuh cinta pada orang yang tak benar-benar dikenal adalah sebuah kesalahan. Kesalahan besar.
Sejak awal, hidupnya adalah misteri. Dirinya yang sejati tinggal di sebuah tempat tersembunyi tanpa rute menuju ke sana. Aku tak pernah bisa menembusnya, sekuat apa pun aku mencoba. Maka aku hanya bisa duduk di sini, menanti dirinya keluar dengan sendirinya. Namun, pada titik itulah justru aku mulai menyadari, bahwa apa yang selama ini kurindukan adalah apa yang sebenarnya tak pernah kuharapkan.
Dirinya keluar dan menghampiriku dengan wajah tanpa dosa, disempurnakan dengan senyum yang seolah menjelaskan bahwa semua baik-baik saja. Ia duduk di sampingku, menghancurkan dinding pembatas yang telah lama berdiri di antara kami, semata-mata untuk membangun tembok yang lebih tinggi lagi.
Ia mendekat untuk menjauh, membuat hatiku rasanya tak punya pilihan kecuali patah.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com