Dalam ilmu keduniawian manusia memang tidak
luput dari kesalahan dalam menentukan segala sesuatu, wajar karena manusia
memang tempatnya kesalahan, contohnya ketika kamu hendak masuk jurusan
kedokteran, skill dan passion kamu memang dibidang ilmu kesehatan tapi ternyata
takdir menentukan bahwa kamu dapat beasiswa dan masuk jurusan yang notabenya kependidikan..
jadi seorang guru, guru yang prospek kedepanya entah seperti apa kamupun belum
tahu, hiruk pikuk demonstran yang mengatasnamakan guru honorer membuatmu
semakin enggan.. semakin takut untuk memasuki ranah kependidikan... tapi
sesungguhnya kependidikan bukan hanya masalah gaji... bukan hanya masalah
strata sosial... yang kamu harus tahu guru adalah pengabdian, tapi bukan
berarti karena pengabdian kamu rela tidak makan... ingat ada rezeki yang Allah
berikan dalam bentuk lain. Orangpun sekarang semakin canggih dalam memutar uang,
kamupun harus begitu..
Allah menciptakan manusia sesungguhnya sudah
ditentukan jalanya tersendiri, tidak dipungkiri bahwa ketika kamu berbuat
salah, entah itu dalam kehidupan bermasyarakat, dalam organisasi sosial, dalam
keluarga , maupun salah dalam menentukan pilihan. Selalu yakinlah bahwa ada
campur tangan Allah disana, kamu tahu kan ? katanya hidup itu sudah ada yang
mengatur, Allah S.W.T lah tuhan yang mengatur segala lika liku kehidupan. Lalu mengapa
kamu menyesali keputusan yang sesungguhnya sudah Allah izinkan? , ingatlah
bahwa segala sesuatu ada yang memutuskan. Manusia memang bisa memutuskan segala
sesuatu tetapi jika Allah tidak mengijinkan? Apa boleh buat, itulah yang
namanya takdir. Jikapun Allah mengijinkan untuk takdir yang tidak kamu inginkan
selalu tengoklah bahwa pasti ada celah kecil untuk diri kamu berkembang disana.
Kebahagiaan itu tidak diciptakan dari orang lain... kebahagiaan itu terciptanya
dari diri kita sendiri, yuk mari kita ciptakan kebahagiaan ? ciptakan rasa
nyaman dengan pilihan kita sendiri. Meskipun sejatinya banyak hal didalamnya
yang membuat kamu merasa jenuh, membuat kamu merasa tak dianggap, membuat kamu
merasa tak didengar. Ingatlah kawan itu hanya pelajaran kecil dari tuhan untuk
bagaimana bisa kita memahami bahwa ketika tidak dianggap, kamu belajar ikhlas,
ketika kamu tidak didengar, kamu juga belajar memahami keinginan orang lain,
semua itu ada pelajaran didalamnya jika kamu mampu mengambil hikmah dari hal
itu ...
Untuk lebih memahami lagi dengan apa
yang Allah kehendaki dari contoh diatas adalah ketika misalnya kamu masuk
kedokteran, yang tidak diragukan lagi bahwa nantinya akan keluar biaya yang
cukup besar untuk bisa berkecimpung disana, alat-alat prakteknya bukan hanya
seratus atau dua ratus ribu ... puluhan jutapun bisa keluar. Bukankah kamu
sudah terlalu sering merepotkan orang tua ? , keringat dan nanah yang keluar
dari perjuanganya mencari nafkah untuk membiayaimu sekolah yang pada akhirnya
jika kamu masuk kedokteran keringat itu akan semakin terkucur deras ?, betapa
banyak air mata orang tua yang keluar demi membiayai anaknya sekolah?, sudahkah
berfikir begitu?, sedangkan beasiswa
pendidikan ada didepan mata, jikapun kamu mementingkan egomu pastinya kamu
memilih untuk berjuang lagi tahun depan di kedokteran, tapi lagi-lagi selalu
ingatlah bahwa umur manusia tidak ada yang tahu, bisa saja besok lusa, atau
detik ini tiada. Jika ego yang terus
menerus dikedepankan, bukankah itu menyusahkan ? bukankan katanya kebahagiaan
orang tua itu lebih penting dari pada kehidupan kita?.. lalu kamu berfikir “
jika saya menjadi dokter saya bisa membahagiakan orang tua nantinya”.. wahai
kawan ingatlah.., kebahagiaan orang tua tidak diukur dengan uang, tidak pula
diukur dengan jabatanmu didunia, orang tua bahagia ketika kamu bisa berkembang
dengan kemampuan dirimu sendiri dan menjadi pribadi yang mandiri dalam segala
aspek kehidupan. Lalu jikapun kedokteran yang kamu pilih, kamu akan menua..
menjadi perempuan pengejar karier.. bukankan perempuan diciptakan untuk
mendampingi seorang laki-laki ? bukankah koderat perempuan adalah menjadi
seorang ibu?, selalu ingatlah itu. jadi tidak ada yang akan mengatakan kamu “SALAH”
memilih kependidikan, jadi seorang guru bisa jadi menjadi dasar untuk
menjadikan dirimu lebih baik, menjadi perempuan seutuhnya yang mengerti akan
koderat tuhan yang maha kuasa..
Intinya jangan mendasari apa yang kamu
pilih hanya berdasarkan pada ego, ingin show up ataupun ingin dikenal orang
lain dengan apa yang kamu buat dan apa yang telah kamu kontribusikan, tetaplah
menjadi pribadi yang damai.., yang dimatanya orang bisa mengenalmu sebagai jiwa
yang baik... dan pada dasarnya apa yang kamu pilih dan apa yang Allah kehendaki
untukmu berkecimpung dan berkontribusi didalamnya selalu ingat bahwa kamu
pernah memilih dan Allah telah menghendaki kamu didalamnya untuk berkembang,
yaa meskipun nantinya pilihan itu terlihat salah atau ternyata pilihan itulah
yang kamu inginkan. Segala sesuatunya punya kelemahan dan kelebihan yang bisa
saja kamu belum tahu. sebab itu pasrahkan semua
keputusan kepada Allah yang maha menghendaki.. Insyaallah Allah mengerti
apa yang dikehendaki hambanya...
Allahua’lam
19
Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar